Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tari Jaipong Kalang Sunda

Di zaman kiwari yang merupakan kala globalisasi, banyak sekali budaya absurd akan dengan sangat gampang masuk ke wilayah suatu negara termasuk Indonesia. Sangat sulit untuk menyaring apalagi membendung suatu budaya absurd masuk ke sebuah wilayah negara, lantaran masuknya budaya absurd ke dalam suatu wilayah bukanlah melalui pintu masuk yang konkret ibarat pelabuhan atau bandara.

Budaya-budaya absurd yang masuk ke negara kita lebih besar disebabkan lantaran perkembangan teknologi isu dan komunikasi yang global, terutama media elektronik dan internet yang memang tidak mengenal batas wilayah sebuah negara.




Dampak negatif yang sangat terasa dan nyata, salah satunya menimpa pada seni dan budaya orisinil Indonesia yang kian ditinggalkan oleh para generasi muda impian bangsa. Para generasi muda termasuk juga generasi renta di Indonesia remaja ini lebih cenderung menggemari budaya absurd (terutama Barat) yang mereka anggap lebih keren dan trend.

Seperti salah satunya yang kian dijauhi para generasi muda jaman now yaitu tari Jaipong asal Jawa Barat. Dalam sebuah program resmi sekolah saja yaitu Pagelaran Seni dan Budaya, yang penulis saksikan langsung, dari tiga belas tarian kreasi siswa yang dipentaskan, hanya dua saja yang menyajikan tarian orisinil budaya Indonesia. Sisanya semua menyajikan tarian absurd yang mereka sebut sebagai Modern Dance.

Video di atas ialah penampilan dari Nabilah Sukmawandhani kelas IX.4 yang merupakan salah satu siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gunungputri yang masih menyukai seni tari orisinil Indonesia. Tari jaipong tersebut berjulukan Kalang Sunda orisinil Jawa Barat.

Sekilas ihwal Tari Jaipong Kalang Sunda

Tari ini diciptakan oleh seorang seniman Sunda asal Bandung, yaitu Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk membuat suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. 

Kostum Jaipong terdiri dari dua penggalan yaitu bawahan dan atasan. Pada kostum tari sunda ini menggunakan kebaya. Kebaya warna-warna cerah cocok untuk gerakan jaipong yang dinamis dan energik. Kebaya yang dipilih harus dari kain katun, lantaran lebih nyaman digunakan . Sedangkan pada bawahan, menggunakan kain/jarit batik motif Cirebonan. 

Terkadang untuk Jaipong modern, penari menggunakan celana legging dan dipadukan dengan jarit. kostum ini dipengaruhi oleh tiga unsur yakni Sunda pada motif batik, Betawi pada kebaya dan Tionghoa pada corak sanggul.

Ciri khas Tari Jaipong Jawa Barat di antaranya gaya Kaleran (Bahasa Indonesia:Utara), yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam contoh penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi contoh (ibing Pola) ibarat pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), contohnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. 

Istilah ini sanggup kita temui pada Tari Jaipong Jawa Barat gaya Kaleran, terutama di kawasan Subang Jawa Barat. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya Kaleran ini, sebagai berikut: 
1) Tatalu; 
2) Kembang Gadung; 
3) Buah Kawung Gopar; 
4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak sanggup nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 
5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan penggalan pertunjukan dikala para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).

Demikian biar bermanfaat.

Sumber: brainly

Sumber https://www.soal4you.com/